Siapa yang tak kenal dengan rupiah? Atau jika merujuk uang secara umum, benda fisik yang sudah dikenal sejak lama oleh peradaban manusia pasca zaman barter. Fungsinya yang beragam, seperti diantaranya sebagai alat tukar, alat pembayaran (transaksi), satuan hitung (harga), penimbun & pemindah kekayaan, pembayar utang, hingga penanda kedaulatan suatu negara (mata uang), membuat uang menjadi primadona penggerak ekonomi suatu bangsa. Tahukah kalian jika uang merupakan salah satu produk turunan paling penting dari ilmu material?
Gambaran umum bahan dasar uang
Ada yang tak familiar dengan wujud uang kertas di atas? Sepertinya tak mungkin ya, apalagi ibu-ibu, pengelola keuangan utama dalam keluarga, pasti sudah tak asing jika sekilas melihat wujud alat pembayaran tersebut. Menariknya, uang kertas (khususnya buatan Peruri) memiliki bahan yang bisa dibilang mirip seperti mayoritas bahan yang pernah kita ulas sebelumnya di sini.
Alasan serat kapas menjadi bahan dasar uang kertas Rupiah menurut pihak Bank Indonesia adalah karena elastisitas dan ketahanan deformasinya yang baik, terlebih ketika ditekuk (folding endurance), dipuntir & disobek (tearing strength), ditarik (tensile strength). Selain itu juga karena serat kertas bisa bertahan lebih lama (durable) dan relatif tahan terhadap panas, pun juga warna yang disematkan tidak mudah luntur ketika terkena cairan. Selain Rupiah, negara-negara lain pun memiliki bahan dasar yang mereka kembangkan sendiri untuk uang kertas mereka. Ada yang berbahan serat linen, ada yang menggunakan ekstrak tanaman Edgeworthia papyrifera, pun juga polimer. Menarik bukan? Nah, setelah memahami secara umum tentang bahan dasar uang, tak ada salahnya jika kita juga mengenal perusahaan pencetak uang milik Indonesia.
Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia
“PERURI itu perusahaan security atau penjamin keaslian, produknya bukan hanya alat pembayaran (uang), tapi ada juga security document lain seperti meterai, pita cukai, dan dulu juga produksi kertas cek, sebelum akhirnya punah,” terang Hendy Tri Kurniawan – Production Engineer di Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum PERURI) saat berdiskusi di MATCHA ROOM ke-9. Hal tersebut selaras dengan visi-misi dari Perum PERURI yang ada di laman web PERURI.
Fun fact-nya, selain bidang production engineer ternyata PERURI juga memiliki laboratorium analisis material lho. Secara umum diklasifikasikan berdasarkan bahan dokumen keamanan yang akan diproduksi, entah itu berupa logam, uang kertas, dll. Bahkan ujar Hendy (2020), Research and Development (R&D) dari PERURI tengah mengupayakan untuk membuat PERURI Research Center of Authenticity di dalam waktu dekat.
Dalam hal produksi atau percetakan uang, pengetahuan dasar material yang wajib dikuasai oleh para engineer-nya antara lain adalah:
- Baja (tool steel)
- Perlakuan panas (heat treatment)
- Modifikasi permukaan (surface treatment)
- Pengujian dan karakterisasi material (materials testing and characterization)
- Pembentukan logam (metal forming)
- Analisis kegagalan material (failure analysis)
- Material polimer (polymeric materials)
- Bahan tinta (ink)
Bahan uang logam Rupiah dan pembuatannya
Secara garis besar, bahan uang logam Rupiah hanya ada dua, yaitu berbasis paduan aluminum (Al) dan juga baja (Fe-C) yang dilapis nikel (Ni). Hanya saja, aturan yang wajib dipenuhi adalah bahan dasar uang harus lebih rendah daripada nominalnya. Sebagai contoh, dilansir dari laman web Bank Indonesia, uang logam pecahan Rp 500,- tahun emisi 2003 memiliki bahan dasar Al dengan warna akhir metallic white khas Al.
Menurut Hendy, “dalam pembuatan stempel uang logam itu melibatkan seniman dan engineer. Diawali dengan sculpting, dipindahkan ke digital, lalu logam di-engrave dengan mesin Computer Numerical Control (CNC), dilanjutkan dengan polishing, serta surface dan heat treatment“. Bahkan ketika dibahas lebih lanjut, untuk pembuatan uang logam (baik bahan koin maupun dies-nya) sangat memungkinkan untuk dijadikan riset advanced materials lho. Entah di bidang finite element method, teknologi metalurgi serbuk (powder metallurgy), aplikasi physical vapor deposition (PVD), dll.
Wah, keren banget ya! Wise reader sekalian ada yang tertarik untuk mengeksekusinya?
Leave a Reply