PROLOG
Jadi beberapa pekan kemarin aku iseng gitu nanya ke netizen di Instagram @ozhahernandha, tentang seberapa minat mereka baca tulisanku kalau isinya sharing tulisan tentang trik me-review paper journal sebelum presentasi. Dan jawabannya ternyata ada sekian puluh follower yang menjawab “mau banget” baca (sekitar 93% dari total responden). Nah, jadi mumpung malam ini aku sedang berkesempatan untuk pulang cepat dan escape sejenak dari pekerjaan laboratorium, untuk itulah aku menepati janjiku.
Pertanyaan ke follower Instagram itu seketika terlontar setelah salah satu adik tingkatku, mahasiswa Master di National Cheng Kung University (NCKU) yang bernama akun @terterpeter sempat menghubungiku lewat WA, sebagai respon atas salah satu story yang aku post dua puluh empat jam sebelumnya. Isinya apa? Rahasia aja kali ya ^^
Jadilah akhirnya aku menanyakan hal yang demikian ke warganet, harapannya agar ada amunisi dan bahan bakar lebih yang bisa mendorongku untuk menulis tentang hal serius semacam ini jika yang berminat lumayan banyak. Tapi mohon maaf ya kalau teknisnya tidak sesuai harapan, karena aku mencoba menyusunnya based on pengalaman langkah-langkah mana saja yang aku lakukan sebagai materials researcher.
Well, here it is. I am trying to make a resume about how to review some high quality paper journals in short time, before presentation. So, your slides will also classified as a high quality presentation.
#1 Find your specific topic
Langkah pertama, atau yang paling awal untuk menyusun sebuah presentasi dari hasil resume jurnal itu, kalian wajib sudah menentukan topik apa yang akan disampaikan paling tidak di satu minggu sebelumnya. Bukan hanya topik umumnya saja, tapi juga kalau bisa dikhususkan.
Contoh: aku ingin membahas tentang binder (pengikat) untuk bahan aktif baterai dan current collector. Tapi sepertinya kurang menarik jika aku hanya membahasnya secara umum, untuk itu, aku mengerucutkannya pada sebuah case bahwa kesimpulanku haruslah yang berbobot mengedukasi peneliti bidang lain yang sebelumnya sama sekali tak memahami apa kegunaan binder, meskipun beliau mungkin termasuk expert di bidang yang sejalan dengan bahan binder, yaitu polimer.
Itu tadi contoh teknis versiku, untuk versi umumnya, ambil saja kalian ingin membahas tentang udara, nah ada baiknya kalian harus bisa mencari apa yang menarik tentang udara, yang kira-kira belum banyak diketahui orang lain. Sehingga akan ada added value dari apa yang kalian sampaikan tentang udara.
#2 Try to search some “paper review” as a basic
Nah, di step ini kalian harus berpikir dengan cara wide to narrow. Jika topik-topik spesifik dalam riset itu biasanya disajikan dalam single journal oleh para author, dan tak jarang biasanya memiliki bahasa yang terlalu teknis dan spesifik di bidang yang kalian tekuni, cobalah untuk mulai memahami apa yang akan kalian sampaikan dalam presentasi menggunakan bantuan paper review, agar pengetahuan kalian lebih luas terhadap tujuan utama dari topik riset yang akan kalian sampaikan di presentasi.
Contoh: masih sama, aku menggunakan tema binder. Sebelum aku menyusun tentang how to provide a keypoint about binder, aku mencari-cari dulu kira-kira paper review mana yang akan aku jadikan sebagai patokan. Dua atau tiga paper saja sudah cukup sih, karena dari dua atau tiga itu, kalian akan menemukan pengetahuan-pengetahuan yang mengular dan membawa pikiran kalian lebih jauh lagi untuk mencari tahu apapun informasi yang dibutuhkan untuk persiapan presentasi.
*side trick 1: cari paper review ber-impact factor (IF) tinggi jika presentasimu tak ingin dipandang sebelah mata oleh audiens, terutama jika audiensnya sekelas Professor yang sudah melewati masa-masa studi dari S1-S3, ditambah postdoctoral, dan kisaran lebih dari 6 tahun masa transisi assistant-associate-full Professor. Tentunya mereka sudah berpengalaman membedakan mana ulasan berkualitas yang sumbernya dari paper review ber-IF tinggi atau yang ecek-ecek.
Berikut adalah web yang kurekomendasikan untuk menelusuri besaran IF: InCites dari Clarivate Analytics
**side trick 2: pastikan juga kamu memahami perbedaan antara single topic journal dan paper/journal review, agar di usaha awal ini kamu tidak tersesat.
#3 Don’t be lazy to read all informations
Di paper review, usahakan jangan sampai ada informasi yang kamu lewatkan sedikitpun. Untuk standarku, biasanya paper review yang memiliki jumlah halaman 20-30, wajib di–skimming dua kali dalam kurun waktu 2-3 jam efektif. Sehingga semua informasi penting tidak terlewatkan. Lalu, jika kalian pikir ada yang menarik dan ingin ditelusuri lebih lanjut secara lebih teknis, cari sumbernya di bagian reference. Di sana pasti akan menuntun kalian pada single topic journal yang lebih banyak dan teknis.
*side trick: pada saat membaca single topic journal, usahakan untuk tahu bagian-bagian mana saja yang penting untuk dibaca dan bisa dilewatkan begitu saja. Jika case-nya seperti jurnal di bidang battery and energy storage, aku lebih sering fokus pada Materials, lalu Methodology, selanjutnya terpusat pada gambar kurva charge-discharge (dan turunannya) dan pembahasan yang penting-penting. Nah, untuk pengaplikasian side trick ini biasanya kalau aku berdasarkan insting sih, dan insting itu akan terlatih jika kalian sudah sering menghabiskan waktu membaca banyak bahan bacaan scientific semacam jurnal yang fokus di bidang riset kalian. Biasanya untuk baca single topic journal berhalaman 5-10, aku akan menargetkan waktu 30-45 menit untuk dua kali skimming. Jadi bisa dilatih untuk kurun waktu 3 jam wajib dapat 4 jurnal berbeda. Dan sekali lagi ini adalah waktu efektif tanpa ada gangguan sosmed, ngobrol, dan juga potongan aktivitas multitasking apapun.
Practice makes perfect is real, pals!!!
#4 Don’t forget to paraphrasing and make a systematic outline
Langkah terakhir sebelum menyusun ke dalam slides, jangan lupa untuk melakukan alih bahasa, usahakan terjemahkan pemahaman isi yang ada di jurnal dengan bahasa kalian sendiri. Sembari kalian juga wajib melakukan penyusunan outline semenarik mungkin, dan kalau bisa harus runtut, sehingga pemikiran kalian akan bisa diterima dengan mudah oleh audiens. Ingat ya, meski audiens adalah orang ahli, bukan berarti dia memahami bidang risetmu secara mendetail. Karena meski sama-sama materials researcher pemahaman seorang battery and energy storage specialist akan berbeda dengan polymer expert ataupun biomaterials scientist.
#5 Make an informative presentations and practices before action!!!
Ada yang perlu dijelaskan lagi dari poin ini? Sepertinya tidak kan ya?
Oke, selamat mencoba.
Conclusions
Dengan mengikuti langkah-langkah tersebut, kalian bisa semakin mengefisienkan waktu kalian dalam mempersiapkan presentasi. Ambil saja jika per 3 jam kalian membaca 4 single topic journal, berarti secara efektif dalam 6 jam kalian bisa membaca paling tidak 8 jurnal (bisa lebih banyak jika halamannya semakin sedikit). Dan untuk paper review kan sudah dibaca satu minggu sebelumnya, jadi untuk langkah selanjutnya tak perlu waktu lama dong pastinya.
EPILOG
Sekian dulu ya untuk tulisan kali ini, semoga membantu!!!
Leave a Reply