Komponen Material di Kereta Api Buatan Indonesia

Kereta api adalah salah satu industri kendaraan massal tertua selain mobil. Awal mula kereta sederhana diciptakan untuk keperluan pengangkutan bahan mentah di dalam tambang logam (sekitar tahun 1500-an). Seiring dengan berjalannya waktu dan ditemukannya berbagai teknologi baja selama revolusi industri, akhirnya manusia mampu menciptakan kereta api lokomotif fungsional. Lokomotif bertenaga uap dibangun pada tahun 1804 di United Kingdom oleh Richard Trevithick, seorang insinyur berkebangsaan Inggris. Trevithick menggunakan uap bertekanan tinggi untuk menjalankan mesin 1-tak (one power stroke). Lalu, apa saja rahasia kereta api dari sudut pandang Material?

Kereta uap komersial Salamanca, dibangun pada 1812 oleh Matthew Murray. Dipublikasikan pertama kali dalam The Mechanic’s Magazine, 1829. Gambar ini merupakan hasil scan dari The British Railway Locomotive 1803-1853 yang terbit pada 1958.

Tentang Kereta Api dan PT. INKA (Persero)

Sesi ke-14 diskusi MATCHA ROOM dibuka dengan perkenalan tentang industri kereta api Indonesia oleh Alit Darmawan, Quality Engineering Manager PT. INKA (Persero). Menurutnya, Indonesia patut berbangga karena industri manufaktur kereta di Asia Tenggara kemungkinan hanya ada di Indonesia. Oleh karenanya, harus dijaga dan dikembangkan dengan baik. Ilmu yang mendasari proses manufaktur kereta berawal dari metalurgi (spesifik hanya logam), cabang ilmu tua yang sudah ada bahkan sebelum penyebutannya menjadi material. Karena penyebutan material sebagai keilmuan induk baru terjadi setelah universitas-universitas di Eropa dan Amerika menemukan klasifikasi bahan secara komprehensif.

“Faktor yang mendorong perubahan dan perkembangan industri kereta setidaknya ada empat penyebab, yang pertama adalah kebutuhan manusia akan kenyamanan (life style), keperluan untuk melakukan efisiensi, perkembangan proses produksi dan machinery, serta kesepakatan-kesepakatan aturan keamanan (safety), konservasi lingkungan (environment), dll.,” terang Alit Darmawan.

PT. INKA (Persero) memiliki fasilitas untuk membuat berbagai komponen kereta, diantaranya:

  1. Gerbong
  2. Lokomotif
  3. Kereta Barang
  4. Kereta berpenggerak tanpa lokomotif (kereta bandara, MRT, LRT, dll.)

Gerbong terdiri atas carbody dan bogie. Carbody merupakan bagian struktur utama kereta yang mencakup interior maupun eksterior kereta, termasuk aspek keselamatannya. Sedangkan bogie adalah sistem kestuan roda pada kereta, baik di kereta berpenggerak maupun kereta tanpa penggerak. Bahan yang digunakan untuk pembuatan carbody adalah baja karbon jenis mild steel dan stainless steel (baja tahan karat). Dan untuk bogie biasanya berbahan baja karbon, dan untuk perkembangan terkini bisa juga diproduksi dari aluminum.

Tangkapan layar untuk perkembangan carbody yang dibuat oleh PT. INKA (Persero) | Sumber: Siaran MATCHA ROOM ke-14

Untuk transformasi bahan interior kereta, menurut Alit, jika dulu berbahan kayu, sekarang mayoritas menggunakan polimer dan komposit. Karena selain untuk mencapai bobot yang lebih ringan, tapi juga bisa memangkas biaya, dengan penambahan berbagai fitur (kedap suara, mempertahankan temperatur, dan masih banyak lagi).

Mempercantik Kereta dengan Teknologi Pelapisan

Menurut Wahyu Perdana Kistiyanto, Process Production Staff PT. INKA (Persero), “di setiap manufaktur kendaraan tidak akan pernah terlepas dari yang namanya pengecatan dan pelapisan. Baik di interior, maupun di eksterior kendaraan. Begitu juga untuk kereta, mayoritas proses pelapisan yang dilakukan untuk body kereta menggunakan bahan polimer. Meskipun tak jarang juga ada yang menggunakan pelapisan logam (electrostatic spray) untuk diterapkan di bagian-bagian tertentu, tapi di PT. INKA belum ada fasilitas tersebut.”

Setidaknya ada empat langkah utama dalam proses mempercantik badan kereta, antara lain:

  1. Proses persiapan permukaan
  2. Coating dengan pelapis utama sebagai barrier anti korosi
  3. Pengaplikasian putty (dempul)
  4. Finishing

Proses persiapan permukaan (surface preparation material) ini pada umumnya menggunakan pasir grit (Fe-based), aluminum oxide, dan pasir silika. Selanjutnya untuk proses-proses lainnya harus menyesuaikan standar khusus. Salah satu parameter yang digunakan adalah lingkungan, sebagai contoh proses coating dan painting kereta yang nantinya beroperasi di jalur utara Jawa akan berbeda dengan kereta yang beroperasi di jalur selatan, maupun pulau-pulau lain di Indonesia.

Proses-proses yang biasa ditemukan untuk upaya mempercantik body kereta. | Sumber: Siaran MATCHA ROOM ke-14

Saran dari Wahyu Perdana untuk para pembuat kurikulum di kampus-kampus Indonesia, harapannya agar diperbanyak lagi insight dan mata kuliah yang berkaitan dengan pelapisan dan pengecatan. Karena pada dasarnya hal tersebut penting dan sangat dibutuhkan oleh praktisi industri. Akan lebih baik jika di masa depan mahasiswa teknik lulusan kampus-kampus di Indonesia punya skill dasar yang mumpuni dalam hal teknologi pengecatan dan pelapisan.

Tuh kan, sekarang wise-reader sekalian jadi makin tahu kalau di dalam kereta (baik kereta api maupun kereta listrik) ternyata banyak sekali peran materials scientist dan metallurgist. Semakin tertarik belajar lebih jauh tentang material? Jangan lupa ikuti terus artikel-artikel bermanfaat dari kami, pun juga siaran-siaran Materials Chat Room (MATCHA ROOM) selanjutnya ya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *