Taiwan. Apa yang kalian pikirkan kalau mendengar nama dari salah satu entitas politik penting milik Republic of China ini? 珍珠奶茶 (zhēnzhū nǎichá) atau yang lebih dikenal dengan bubble milk tea/boba/dsb? Atau langsung teringat dengan serial Meteor Garden (buat anak ’90an)? Atau mungkin juga nama unik yang tersemat padanya saat pagelaran olah raga: Chinese Taipei? Nah, apapun yang mengingatkan kalian pada entitas politik ini, jangan lupakan juga bahwa artikel yang kalian baca saat ini adalah hasil olah kata dari seorang mahasiswa Indonesia di Taiwan yang tengah berkutat dengan riset dan paper journal, menuju penyusunan disertasinya di kemudian hari.
Selain hal-hal tersebut, ada satu area penting di Taiwan yang sempat digadang-gadang sebagai Asia’s Silicon Valley di sini. Hsinchu city namanya, kota sibuk dengan berbagai macam trademark “sepi“ yang melekat padanya.
Oke, mari kita mulai dengan prolog singkat.
Sebenarnya seri tulisan semacam ini ingin aku mulai dari kota yang sempat aku tinggali selama dua tahun sejak 2016-2018: Taoyuan city, tepatnya di Zhongli district. Di mana Taoyuan adalah salah satu surga bagi mahasiswa Indonesia yang ingin merasakan kehidupan strategis, nyaman, murah, dan tak ingin terlalu tenggelam dengan hiruk pikuk perkotaan. Berjarak sekitar 1-1.5 jam perjalanan kereta lokal dari Taipei. Memiliki satu masjid bersejarah yang merupakan cikal bakal berdirinya Taiwan Muslim Association, serta beberapa mushalla, baik yang berada di dalam kampus-kampus, maupun di area-area lain. Jadi, Muslim Friendly dong ya? Jelas, apalagi dengan adanya katering-katering halal yang beroperasi di kota ini, membuat kehidupan komunitas Muslim Taoyuan menjadi mudah dan murah. Belum lagi tentang sewa kamar, bisa dibilang Taoyuan adalah surganya bagi pemburu tempat tinggal murah. Range harganya bisa jadi cuma NT$ 2500-5000 per bulan dengan berbagai macam fasilitas, dengan laoban yang ramah. Kota ini juga dilengkapi dengan jalur transportasi dan akomodasi yang mendukung, termasuk dengan adanya Taoyuan Metro meski tak sekece Taipei dan Kaohsiung yang memiliki fasilitas Mass Rapid Transit System-nya sendiri (TRTC dan KRTC). Taoyuan, yang menjadi lokasi bandar udara paling besar Taiwan, Taoyuan International Airport (kode: TPE), bisa jadi termasuk salah satu kota yang paling strategis bagi para perantau, baik mahasiswa maupun pekerja.
Itu tentang Taoyuan, kota yang kutinggali selama dua tahun saat menempuh studi master di National Central University (NCU). Hingga akhirnya momentum hijrah tak bisa terelakkan buatku. Karena pada akhir Juli 2018 aku harus meninggalkan Taoyuan untuk melanjutkan studi ke jenjang selanjutnya di National Chiao Tung University (NCTU), Hsinchu, di bidang minat yang sama, Materials Science and Engineering. Jika wise-reader ingin tahu tentang NCTU secara singkat, mungkin bisa juga refer ke video 9 menit berikut:
Nah, mari kita lanjutkan tentang Hsinchu. Sejak pertengahan Agustus 2019 aku resmi menjadi penghuni kota Hsinchu (based on ARC). Tak pernah terbayang sebelumnya, aku akan berpindah ke sebuah kota sepi yang “bisa jadi” tak ramah, dari sudut pandang akomodasi. Setidaknya rumor itu berkembang di kalangan mahasiswa Indonesia non-Hsinchu. Karena memang faktanya Hsinchu adalah kota pekerja, tempat di mana inisiasi Science Park di Taiwan bermula pada kota ini (1980). Logikanya sih, bisa jadi benar, meski ada kemungkinan tidak 100% tepat.
“Ah, masa’ iya sih?”
Sampai akhirnya kutelusuri sendiri kenyataannya.
Hsinchu (新竹/xīnzhú, literal meaning: New Bamboo), secara geografis terletak di area bagian utara Taiwan. Sebuah kota seluas 104.15 km² di pesisir barat laut pulau Formosa, terdiri dari tiga district: East, North, dan Xiangshan. Tak seperti Taoyuan yang strategis dengan bandar udaranya, justru Hsinchu adalah kota industri dengan ketenangan (bahkan cenderung sepi) di tengah kesibukan pekerja yang luar biasa (meski pace-nya tak setinggi Taipei). Mayoritas penghuni kota ini bekerja di area Hsinchu Science Park (HSP). Memiliki jumlah penduduk asing yang kebanyakan berasal dari India, Vietnam, Indonesia, serta negara-negara Timur Tengah dan Afrika. Biaya hidup di sini sedikit lebih tinggi dibandingkan Taoyuan, akan tetapi tetap lebih terjangkau dibanding Taipei (terutama untuk sewa kamar). Untuk satu ruangan apartemen/kos/apapun sebutan kalian, bisa jadi range-nya antara NT$ 5000-8000 per bulannya (belum termasuk listrik). Biasanya sudah mencakup fasilitas free internet, air minum, air mandi, perabotan termasuk AC, lemari, meja belajar, kulkas, TV (+channel berlangganan), sofa, meja tamu, mesin cuci, microwave, dapur, kompor dengan natural gas (refill sendiri), serta juga sudah include biaya buang sampah.
Di Hsinchu, untuk biaya hidup lainnya juga relatif murah. Range harga makanan per porsi juga cukup variatif NT$ 40-100, meski untuk makanan halal agak sedikit tricky (tak semudah didapatkan seperti di Taoyuan). Kalau biasanya untuk cari aman, aku pilih cara-cara berikut: 1) Makan di restoran vegetarian dalam/luar kampus; 2) Makan di restoran India halal; 3) Beli di katering Arabian Food yang penjualnya juga mahasiswa satu departemen denganku di NCTU; 4) Beli daging halal di NCTU Muslim Student Club (provided by Taiwan Halal) dan masak sendiri; 5) Beli makanan di TINHA; atau 6) Makan di restoran halal di dekat stasiun Hsinchu. Lalu untuk pengeluaran lainnya, tergantung kebutuhan lah ya, mau hedon ya monggo, mau hemat juga silakan.
Then, kita lanjutkan ke pokok bahasannya. Jika anggapan awalnya adalah akomodasi di Hsinchu sulit dijangkau karena mayoritas yang tinggal di sini adalah pekerja (bukan mahasiswa) yang secara otomatis punya kendaraan pribadi, bisa jadi itu salah besar. Karena faktanya para pekerja di kota ini 75% menggantungkan mobilitas mereka pada shuttle bus untuk berangkat dan pulang kantor. Setidaknya ini rangkuman dari testimoni beberapa pekerja yang sempat kuajak ngobrol di sela menjalani aktivitas kampus, maupun jalan-jalan. Untuk itu, Hsinchu city secara aktif mengoperasikan Hsinchu Science Park Suttle Bus. Ada lima jenis shuttle dengan berbagai rute yang beroperasi di layanan ini, yaitu Red Line, Green Line, Purple Line, Orange Line, dan Green Energy Line.
Red Line memiliki rute paling banyak, yaitu dari mulai Zhucun Residential — Gongxue Military Village — Park Avenue I & II. Rute ini juga yang melewati kampus NCTU dari mulai gerbang main gate, lapangan basket (dekat lapangan baseball dan departemen Materials Science and Engineering), hingga NCTU south gate. Sayangnya shuttle ini tak melewati kampus NTHU. Jika ingin menuju NTHU, maka Green Line bisa menjadi pilihan. Karena rute dari shuttle bus ini adalah Guangfu Road — Park Avenue III. Di mana rincian rutenya adalah,
06:45-14:30 Guangfu Road, NTHU → Park Avenue III
15:00-20:30 Park AvenueIII → Guangfu Road, NTHU
Selanjutnya, Purple Line, rutenya cukup jauh meski tak banyak jangkauan. Yaitu Hsinchu Science Park — Jhunan Science Park. Lalu untuk Orange Line juga sama, rutenya cukup jauh: Hsinchu Science Park ─ Biomedical Science Park. Dan ada lagi rute gabungan Green-Orange yang di website-nya mereka sebut dengan Green Energy Line dengan rute sama persis seperti Orange Line, dengan jadwal dan pemberhentian yang sedikit berbeda. Tapi intinya, Orange Line dan Green Energy Line ini yang di rutenya secara jelas menampilkan tujuan ke arah Gaotie (Taiwan High Speed Rail Hsinchu Station).
Semua rute tersebut dapat dijangkau secara gratis oleh siapa saja tanpa tap kartu cashless apapun. Menarik bukan? Nah, informasi detail tentang rute Hsinchu Science Park Shuttle Bus ini dapat diunduh via dokumen berikut:
Atau bisa juga dengan mengunduh aplikasi bernama Science Park Mobile Wizard di PlayStore. Di sana para wise-reader akan disuguhkan menu-menu rute dari berbagai macam shuttle bus milik Taiwan Science Park.
Eh, iya selain Shuttle Bus milik HSP, Hsinchu City Government ternyata juga menyediakan Electric Shuttle Bus (bus bertenaga listrik) yang memiliki rute beragam. Seperti yang tertulis di laman web mereka, bahwa:
“Sejak 1 Januari 2015, seluruh penumpang dengan Hsinchu Citycard, Easy Card, dan Taiwan Smart Card, dapat menaiki shuttle bus listrik bernomor 50, 51, 52, 53, 55, 57, 71, 72, 73, 81, Expo No. 3, dan Expo No.5, secara gratis. Atau jika anda bukan penumpang dengan pengguna kartu-kartu cashless tersebut, silakan menyiapkan uang koin NT$ 15 untuk harga penumpang dewasa, dan NT$ 8 untuk penumpang dengan half-price tickets.“
Untuk rutenya ke mana saja, silakan dicek langsung melalui aplikasi Bus Tracker Taiwan yang dapat diunduh via PlayStore, atau beberapa rute bisa juga dicek via blog ABC Guide to Hsinchu berikut. Kalau yang paling sering aku pakai sih rute nomor 81: Ku Chi Peak ─ Xinzhuang Station. Rute ini juga lewat HSP, NCTU south gate, NSRRC, Costco, dan Gao Cui Road. Untuk rute dengan nomor-nomor lainnya silakan dicek sendiri ya! Barangkali melewati tempat tinggalmu dan jadwalnya cocok, kan bisa jadi ladang penghematan biaya transportasi.
Tuh kan, kata siapa hidup di Hsinchu tak ramah buat kantong? Untuk akomodasi aja kita bisa punya banyak pilihan berkendara secara gratis. Lumayan kan, kalau biasanya sekali jalan menghabiskan NT$ 15 untuk rute bus, dengan pilihan rute-rute tersebut kita bisa mengeluarkan biaya NT$ 0. Terakhir, untuk pilihan kendaraan lain, kita juga bisa pakai (a) bus antarkota (kalau ingin ke luar kota), haltenya ada di depan kampus NTHU. Dan untuk pergi ke kampus-kampus yang tergabung dalam University System of Taiwan (NCTU, NTHU, NCU, NYMU) bisa juga via (b) bus gratis antar kampus-kampus tersebut, bahkan di jadwal pemberhentian terakhir juga tersedia pilihan Taipei Main Station. Selain itu, di Hsinchu (c) sepeda motor dan (d) mobil pribadi juga bisa dipakai ke mana-mana kalau punya SIM (katanya tesnya cukup mudah), (e) nebeng temen yang punya motor/mobil pribadi, (f) Taksi Kuning, (g) Uber taxi, dan (h) YouBike. Tapi bedanya dengan Taoyuan, jika YouBike di Taoyuan 30 menit awal bebas biaya, dan baru dikenakan biaya NT$ 10 (per 30 menit) pada 30 menit selanjutnya, maka untuk di Hsinchu jangan harap bisa begitu. Karena sejak 30 menit pertama, biaya NT$ 10 per 30 menit sudah berlaku.
Finally, terkuak sudah sesat pikir tentang akomodasi di Hsinchu city yang tak ramah di kantong. Rumor-rumor yang beredar sebelumnya, semuanya terpatahkan. Jadi, jangan ragu berkunjung ke Hsinchu ya! Meski minim tempat wisata, tapi setidaknya ada beberapa tempat yang bisa kutunjukkan pada kalian yang mungkin suatu saat main ke Hsinchu. Ada Nanliao Beach, beberapa Hiking Track naik ke atas bukit/gunung, Leofoo Amusement Park, Glass Museum, Hsinchu Zoo, dll.
See you again!!!
Leave a Reply