Melompat Ke Industri Pasca-S3

Jujur tadinya tulisan kontemplasi akhir tahun ini ingin kuberi judul Jump Into Industry After PhD. Akan tetapi demi menghindari kesan ‘keminggris’, akhirnya judul tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Karena selain dalam rangka flashback, tulisan kali ini juga akan memberikan sejumlah gambaran menarik bagi para mahasiswa pascasarjana (terutama PhD) jika tiba-tiba ingin beralih karir dari akademisi menuju dunia industri.

Berhasil menyelesaikan studi S3 dari salah satu kampus terbaik di Taiwan, National Yang-Ming Chiao Tung University (NYCU), menjadi sebuah pencapaian tertinggi dalam hidup sebelum menyentuh usia ke-30.

Prolog

Oh iya, bagi wise reader yang baru mampir ke tulisan ini, sebelumnya perkenalkan aku Rahmandhika Firdauzha Hary Hernandha. Seorang pemuda yang belum genap berusia 30 tahun pada 2023 ini, akan tetapi telah berhasil merampungkan ambisinya untuk mencapai gelar akademik melalui jalur studi formal tertinggi Strata-3, atau yang lebih keren disebut jenjang doktoral atau PhD (kependekan dari Doctor of Philosophy). Setelah gagal menempati posisi sebagai mahasiswa kedokteran di tahun 2012, aku menenggelamkan diri di bidang yang bisa dibilang unik, Teknik Material.

Mengawali sub-topik riset biomaterial berbasis paduan magnesium (Mg) di bawah bimbingan bapak Prof. Dr. Agung Purniawan, S.T., M.Eng. dan ibu Yuli Setiyorini, S.T., M.Phil., Ph.D.Eng., saat S1 di Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Hingga akhirnya memutuskan untuk hijrah pada sub-topik baterai dan penyimpan daya (battery and energy storage) sejak 2016 hingga saat ini. Masih terpesona dengan Mg, di 2016 aku memutuskan untuk meneliti Mg-based battery selama delapan bulan, sebelum akhirnya mencicipi berbagai hal berbau riset material elektrokimia; anoda baterai berbahan Si dan paduannya, berbagai karakterisasi material, pengembangan current collector, sintesis elektrolit cair dan padat, pun juga rekayasa nanomaterial untuk aplikasi baterai ion Li. Selain itu, aku juga belajar banyak hal lewat riset & proyek kolaborasi untuk sistem baterai selain berbasis Li, seperti Na misalnya. Dari S2 (NCU IMSE) hingga S3 (NYCU MSE) aku tergabung di dalam grup riset milik Prof. Jeng-Kuei Chang (Energy Storage and Electrochemistry Lab).

Tantangan PhD Tanpa ‘Jangkar Posisi’ di Indonesia

Berbeda dari para dosen dengan tugas belajar atau program-program serupa lainnya, atau para praktisi yang disekolahkan oleh perusahaan tempat mereka bekerja, para PhD yang belum memiliki “rumah” cenderung menjadi ronin. Realitanya, bagi mereka yang masih pada kondisi demikian biasanya cenderung bebas. Artinya, lebih leluasa menentukan jalur karir mereka pasca lulus PhD. Bagi yang ingin kembali ke tanah air, bisa berburu lowongan dosen di kampus-kampus Indonesia. Bagi yang ingin berkarir di kampus luar negeri, bisa berburu posisi tenure atau menempuh masa inkubasi berupa jenjang postdoctoral. Atau kalau ingin melompat ke industri, bisa berburu perusahaan-perusahaan yang sekiranya dapat menampung keahlian mereka. Oh iya, khusus yang ingin memilih industri saranku sepertinya lebih baik jadikan Indonesia sebagai daftar tunggu saja dulu. Alasannya akan kita bahas nanti.

Memiliki kebebasan memilih bukan berarti tanpa tantangan. Pasalnya, ada banyak faktor yang membuat para PhD tanpa jangkar posisi ini rentan kandas dan berujung jadi pengangguran jika langsung memutuskan kembali ke Indonesia tanpa memikirkan langkah strategis pasca lulus. Faktor-faktor tersebut diantaranya:

  • Waktu lulus tidak pas dengan pembukaan lowongan dosen kampus Indonesia.
  • Terbentur kompleksitas proses penyetaraan ijazah yang tidak bisa diprediksi.
  • Posisi postdoc di Indonesia lebih banyak dibuka oleh BRIN, sehingga terbatas.
  • Gaji postdoc relatif kecil jika dibandingkan dengan industri.
  • Ketidak pastian durasi postdoc hingga mendapatkan tenure-track.
  • Mayoritas perusahaan di Indonesia belum siap merekrut lulusan PhD*.

*Jika ada, biasanya perusahaan asing yang berlokasi di Indonesia dan memiliki tantangan serta linimasa rekrutmen tersendiri. Atau, bisa juga ke perusahaan rintisan, akan tetapi jika tujuannya adalah stabilitas finansial yang ditunjang dengan work-life balance, sebaiknya dipikir-pikir dulu.

Peluang Berkarir Industri di Kancah Internasional

Sejak awal Januari hingga Agustus 2023, setidaknya ada lebih dari enam puluh lamaran kerja yang aku kirimkan ke berbagai institusi. Dari mulai lamaran sebagai postdoc dan industri di beberapa negara, hingga beberapa industri yang kuanggap potensial di Indonesia, semuanya kucoba. Bahkan, berbagai platform pun kujelajahi; LinkedIn, laman web perusahaan, arahan e-mail HRD dari jaringan senior-senior berbagai kampus, dan masih banyak lagi. Hasilnya, hanya ada lima panggilan yang mendapatkan respon, diantaranya: posisi postdoc di Karlsruhe Institute of Technology Jerman, serta posisi senior engineer di beberapa perusahaan dari Serbia, Korea Selatan, Belgia, dan Prancis. Itu pun yang sampai pada tahapan ‘nego gaji’ hanya Jerman, Belgia, dan Prancis. Sisanya? Belum berjodoh di proses pasca berkas, dengan berbagai alasan.

Bagaimana dengan Indonesia? Hanya ada satu tawaran perusahaan asing yang bertempat di Indonesia, hanya saja waktu mulai kerjanya belum tepat, sehingga belum berjodoh. Sisanya hanya jawaban “anda overqualified dan belum memiliki pengalaman kerja industri” dan “mohon maaf kami belum memiliki budget untuk merekrut lulusan PhD”. That’s it!

Menjerat Karir Industri Sesuai Keinginan

Oleh karena itu, untuk merangkum pengalaman berburu posisi karir pasca PhD, aku akan coba memberikan daftar apa-apa saja yang harus dilakukan oleh para job hunter lulusan PhD.

Persiapan saat studi:

  1. Kuasai bidang ilmu yang digeluti, buktikan dengan kualifikasi konkret.
  2. Perbanyak request untuk dilibatkan ke dalam proyek kolaborasi, jangan sungkan-sungkan untuk mengajukan diri sebagai PIC proyek penelitian ke Professor.
  3. Jangan terpaku pada satu bidang penelitian, upayakan berkolaborasi di sub-topik riset lain sehingga tidak terkungkung pada satu bidang sempit.
  4. Publikasi adalah kunci, jika syarat lulus hanya dua jurnal internasional bereputasi, upayakan tulis lebih dari itu! Syukur-syukur kalau bisa terbit lebih.
  5. Perkuat pemahaman fundamental, seimbangkan antara kemampuan teknikal dengan pengonsepan masalah secara umum. Karena industri sekarang butuh SDM yang satset kalau diajak mikir & eksekusi. Dan dengan paham fundamental, ketika alat-alat berganti atau metode berubah, setidaknya benang merah tetap dikuasai.

Pendaftaran (menjelang lulus):

  1. Sortir posisi pekerjaan yang akan dilamar, sesuai dengan bidang yang kita kuasai, jangan serakah! Kita bukan superman, apalagi jack of all trades**.
  2. Lamar posisi yang kita sudah sortir setidaknya 6-12 bulan sebelum estimasi lulus. Dengan demikian kita jadi punya waktu untuk memilih dan mempersiapkan segala sesuatunya sebelum lulus.
  3. Jangan terpaku pada satu platform, manfaatkan semua ruang untuk melakukan pencarian, termasuk sosial media, laman web perusahaan, e-mail HRD, dll.
  4. Riset sebelum wawancara! Ada perusahaan-perusahaan yang lebih suka interview rasa oral defense, ada juga yang hanya fokus pada manajerial. Perbanyak networking via LinkedIn, karena di sana banyak study case berseliweran di linimasanya.
  5. Siapkan slide khusus wawancara, jadi ketika diminta pemaparan riset sebelumnya kita sudah ready and on fire!
  6. Bedakan CV/resume dan cover letter untuk masing-masing lamaran. Hindari typo nama perusahaan, apalagi nama PIC yang dituju.
  7. Jangan pernah kirim lamaran kerja via e-mail tanpa kalimat pengantar di badan e-mail, atau bahkan tanpa Subyek, itu akan mempengaruhi persepsi HRD terhadap lamaran kita.

**Untuk soft skill mungkin kita bisa jadi jack of all trades: lihai menulis jurnal dan mengoperasikan instrumen penelitian, tapi juga punya network banyak dan mudah bergaul, pun juga berjiwa pemimpin, dll. Akan tetapi untuk keahlian akademik, ahli material elektrokimia belum tentu akan ahli biomaterial, ahli polimer bisa jadi tidak terlalu paham metalurgi, dsb. Jadi, upayakan sortir posisi pekerjaan spesifik sesuai yang kita kuasai mendekati 100%.

Epilog

📍 Avesta Battery & Energy Engineering, Doorn Noordstraat 10, 9400 Ninove, Belgium.

Menjelang berakhirnya tahun 2023 ini, aku berharap segala hal yang telah kita upayakan hingga detik ini mendapatkan keberkahan dari Allah SWT. Semua informasi dan upaya pencerdasan masyarakat yang telah dilakukan, baik tentang keilmuan Material, Metalurgi, dan bidang-bidang terkait lainnya (lewat platform MATCHA ROOM), pun juga tentang hal-hal lainnya, terhitung sebagai amalan jariyah yang bermanfaat dan menjadi pemberat timbangan amal baik di yaumul hisab kelak.

Mari selalu menjadi manusia baru yang lebih bermanfaat di manapun berada. Selamat tahun baru wise reader sekalian!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *