Ikatan Alumni Metalurgi dan Material Indonesia Gawangi Seminar Nasional Baterai 2021

Disclaimer:
artikel ini telah ditulis dan dikirimkan oleh penulis kepada Editor KompasCom, Yohanes Enggar Harususilo pada tanggal 6 Februari 2021 pukul 23:59 WIB melalui surat elektronik untuk keperluan publikasi agenda Seminar Nasional Baterai 2021, dan diterbitkan di halaman KompasCom dengan judul Alumni Metalurgi dan Material Gelar Seminar Nasional Baterai 2021 pada 7 Februari 2021 pukul 20:40 WIB dengan mengganti nama penulis menjadi Mahar Prastiwi (Asisten Editor Edukasi) tanpa konfirmasi ke penulis.

_________

Sejak awal era ’90-an, Li-ion battery telah menjadi primadona bagi teknoologi penyimpan daya. Bahkan hingga saat ini bisa dibilang teknologi Li-ion battery masih belum bisa tergantikan oleh system lain, terutama untuk portable electronic devices. Ditambah lagi, di beberapa tahun ke belakang industri-industri otomotif mulai beralih dari system internal combustion engine (ICE) menjadi electric vehicle (EV). Akselerasi inovasi teknologi tersebut semakin gencar pasca penandatanganan Paris Agreement sekitar lima-enam tahun yang lalu.

Sambutan dari Kemenristek/BRIN RI

Keberadaan pandemi Covid-19 tampaknya tak menyurutkan agenda inovasi dan R&D advance technology di Indonesia. Terbukti hingga awal tahun 2021 ini, selain pemberitaan tentang Covid-19, informasi tentang masuknya investor-investor pengembang produk baterai berbasis ion lithium semakin gencar berseliweran di jagat media Indonesia. Tak ingin kehilangan peluang untuk menggaungkan hal serupa, ikatan-ikatan alumni dari ILUMET FTUI, IA Teknik Metalurgi ITB, Keluarga Alumni Material ITB, Ikamat ITS, IKAMET UNJANI, ALUMET UNTIRTA dan IAM UTS, yang tergabung dalam Forum Komunikasi Ikatan Alumni Metalurgi dan Material Indonesiabekerjasama dengan Perhimpunan Mahasiswa Metalurgi Material se-Indonesia (PM3I), mengadakan Seminar Nasional Baterai 2021.

Agenda bertajuk “Perkembangan, Potensi, dan Tantangan Teknologi Baterai di Indonesia sebagai Energi Masa Depan” tersebut menghadirkan Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional RI, Prof. Bambang Brodjonegoro, S.E., M.U.P., Ph.D.; Ketua Tim Percepatan Pengembangan Electric Vehicle (EV) Battery Indonesia, Ir. Agus Tjahajana Wirakusuma, S.E., M.Sc.; hadir pula Dr. Afriyanti Sumboja, peneliti muda di bidang baterai Li-ion, yang juga merupakan assisten Profesor di Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB, pun baru-baru ini beliau berhasil meraih LIPI Young Scientist Award 2020. Tak ketinggalan, agenda ini juga dimoderatori oleh Prof. Dr.rer.nat. Evvy Kartini, yang merupakan founder National Battery Research Institute (NBRI) dan President dari Material Research Society Indonesia (MRS-INA).

Seminar dibuka oleh Prof. Evvy dan dilanjutkan dengan sambutan sekaligus pemaparan materi pertama oleh Prof. Bambang Brodjonegoro. Dalam kesempatan tersebut, dalam kapasitasnya sebagai Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional RI beliau menyampaikan apresiasi kepada Forum Komunikasi Ikatan Alumni Metalurgi dan Material Indonesia atas penyelenggaraan agenda yang turut membantu Kemenristek/BRIN dalam meningkatkan awareness masyarakat Indonesia terhadap pengembangan produk-produk baterai berbasis Li-ion.

“Penting bagi Indonesia untuk melakukan pengembangan inovasi teknologi tepat guna yang dapat meningkatkan nilai tambah tingkat komponen dalam negeri (TKDN) serta menjadi substitusi impor. Terutama untuk produk baterai lithium, yang telah masuk dalam program prioritas riset nasional tahun 2020-2024,” papar beliau.

Tanpa menunggu jeda terlalu lama, materi selanjutnya disampaikan oleh Ir. Agus Tjahajana Wirakusuma, yang juga merupakan Komisaris Utama Mining Industry Indonesia (MIND ID), yang merupakan Holding Industri Pertambangan Indonesia. Tim yang beliau pimpin terdiri atas empat perusahaan BUMN besar, yaitu ANTAM, Pertamina, PLN, dan MIND ID itu sendiri. Tim tersebut nantinya mengemban tugas dari Menteri BUMN untuk mempersiapkan ekosistem dan mengembangkan roadmap untuk menghidupkan industri baterai Indonesia yang end-to-end dari hulu hingga ke hilir. Dinukil dari paparan beliau, roadmap yang telah disusun sebelum pandemi Covid-19 tersebut akan dimulai dari tahun ini (2021) hingga tahun 2027. Di mana akhir dari perencanaan tersebut adalah operasional dari fasilitas battery recycling.

Paparan dari Ir. Agus Tjahajana Wirakusuma terkait roadmap pengembangan ekosistem baterai di Indonesia

Bahkan, dengan merujuk pada peralihan sistem elektrolit baterai dari liquid state menuju solid state, yang baru dimulai aplikasi skala industrinya pada sekitar tahun 2030, hal itu tidak akan mengganggu perencanaan yang tengah disusun.

Menurut beliau, “yang kita jadikan concern saat ini adalah teknologi (katoda) NMC 8:1:1, Ni 8, Mn 1, Co 1, rasio itulah yang akan kami jadikan perhitungan untuk cadangan-cadangan (sumber daya) yang akan menjadi patokan kerjasama dengan partner. Dan meski sistemnya berganti menjadi solid state, basis (katoda) masih tetap menggunakan nikel.”

Penjelasan spesifik tentang penelitian material maju untuk teknologi secondary battery berbasis lithium disampaikan oleh Dr. Afriyanti Sumboja. Dalam presentasinya, beliau menjelaskan keunggulan-keunggulan baterai lithium dibandingkan sistem baterai lainnya, selain itu prinsip kerja charge-discharge pun juga tak luput dari pemaparan beliau. Di akhir slide, Dr. Afriyanti kembali mengingatkan tentang kuantitas sumber daya nikel di Indonesia yang jumlahnya hingga 21 juta ton. Tentunya jika sumber daya tersebut ingin diolah untuk memenuhi permintaan sebagai bahan utama katoda baterai, maka perlu adanya sinergi dan kolaborasi multidisiplin yang dilakukan oleh seluruh pihak-pihak yang berkepentingan, terutama peneliti dan pihak industri.

Jadi, kapan lagi kita bisa jadi raja teknologi atas sumber daya alam dan mineral milik negeri sendiri? Inilah saatnya, mari kita manfaatkan momentum perubahan yang tengah terjadi di era pandemi, keberadaan bonus demografi Indonesia, kebijakan akselerasi inovasi dari pemerintah, serta tumbuhnya geliat investasi di industri-industri tanah air untuk senantiasa mewujudkan Indonesia yang berdikari teknologi.

_________
Penulis:
Rahmandhika Firdauzha Hary Hernandha
Mahasiswa Ph.D. di Department of Materials Science and Engineering, National Yang Ming Chiao Tung University (NYCU), Taiwan.
People in Charge di riset Current Collector Development for Li-ion Battery tahun 2020-2021 antara Ministry of Science and Technology (MOST) Taiwan dan Department of Materials Science and Engineering, NYCU, Taiwan.
People in Charge dari Anode Materials for Battery Research Collaboration di tahun 2017-2018 antara Research and Development (R&D) of Super Energy Materials (SEM Inc.)dan Energy Storage and Green Chemistry Laboratory, National Central University (NCU), Taiwan.