PROLOG
Tulisan ini dibuat dengan kesadaran penuh bahwa seorang manusia tak akan pernah bisa bergerak sendiri. Karena setiap pergerakan untuk membuahkan sebuah karya, akan membutuhkan warna-warna nyata, tak hanya langkah-langkah monokrom serupa yang diretorika.
Perkenalkan, namaku Rahmandhika Firdauzha Hary Hernandha, kalian bisa memanggilku Ozha atau apapun yang kalian tahu tentang panggilanku, seorang pemuda dari sebuah desa kecil, di Kabupaten yang tak begitu populer di era pasca kemerdekaan, di Jawa Timur. Besar dan menghabiskan masa puber hingga remaja di sana, sampai pada akhirnya mendapatkan kesempatan merantau sejak 2012 hingga 2016 di kota Pahlawan lewat sebuah kampus dengan populasi mahasiswa Teknik lebih dominan: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Sampai di tahun yang sama dengan kelulusan jenjang Bachelor, 2016, tanpa melalui prosesi sakral arak-arakan wisuda ala mahasiswa Teknik di ITS, aku merantau sekali lagi ke sebuah entitas politik (bukan negara) unik dengan potensi yang luar biasa bernama Formosa (Taiwan) lewat kampus yang saat ini bertengger di lima besar peringkat nasional Taiwan: National Central University. Dua tahun menjalani pendidikan sebagai mahasiswa Master dengan berbagai dinamika yang kuhadapi tampaknya menjadi sebuah pengalaman menarik yang bisa jadi cerita unik di masa depan. Bertemu kawan-kawan seperjuangan penggila ranah pengabdian, lewat NCU Muslim Club, PPI Taiwan (termasuk di dalamnya adalah Badan Otonom Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat hingga menjadi sebuah Yayasan Pendidikan PPI Taiwan berbadan hukum resmi), NCU Dormitory Leader Team, pun juga PPI Dunia.
Kini aku memasuki semester kedua di jenjang Ph.D. di suatu kampus yang menelurkan lebih dari dua per tiga alumninya untuk menyokong perputaran roda teknologi di Hsinchu Science Park: National Chiao Tung University. Melalui modal pengalaman sebelumnya untuk mengabdi kepada masyarakat (baik masyarakat mahasiswa maupun Pekerja Migran Indonesia di Taiwan), tahun ini kurasa waktu yang tepat untuk memulai sebuah pergerakan bersama, terlebih lagi jika mengingat usia “organisasi pengabdian” bernama PPI Taiwan ini akan tiba pada titik penting satu dasawarsanya di tahun depan (2 Mei 2020). Perlu adanya perpaduan antara komunikasi dan kolaborasi dari SPEKTRUM WARNA yang dimiliki oleh tiap-tiap elemennya demi menghasilkan karya abadi bersama-sama.
“Kolaborasi Spektrum Warna Pelajar Indonesia di Formosa, Berkarya untuk Bangsa”
Adalah sebuah visi besar yang mungkin langkah kecilnya akan menghasilkan satu milestone jangka pendek di tahun depan, dengan harapan dan potensi kemanfaatan yang jauh di luar ekspektasi para manusia penggila pengabdian. Langkah-langkah kecil dari visi tersebut akan kita terjemahkan bersama menjadi fragmen-fragmen kecil berupa
- Upaya untuk menjalin komunikasi antarelemen dan bagian-bagian yang berjalin kelindan, baik secara langsung maupun tak langsung.
- Dengan landasan komunikasi yang baik, maka kolaborasi akan terus dilakukan bersama-sama demi menghadirkan pergerakan yang utuh, baik dalam bidang ilmu pengetahuan, minat bakat, seni budaya, serta penguatan networking yang telah dimiliki sebelumnya.
- Dan pada akhirnya akan menghadirkan sebuah wahana karya positif dari seluruh elemen-elemen pemilik SPEKTRUM WARNA unik untuk Indonesia.
Langkah konkret dalam balutan kalimat-kalimat manis tersebut tentunya hanya akan jadi utopia sesaat jika pada akhirnya gerakan ini tak didukung oleh orang-orang luar biasa di baliknya.
Lalu siapakah mereka?
Apakah kalian salah satunya?
Tunggu
Kita akan bergerak bersama, lewat karya-karya tak biasa, untuk Indonesia.
EPILOG
Memiliki karunia intelektualitas adalah sebuah anugerah, menjadi penerima anugerah untuk menyebarkan semangat pergerakan adalah berkah, dan bergerak-berikhtiar bersama untuk memberikan WARNA KARYA adalah upaya terbaik untuk bermanfaat.
Bukankah sebaik-baik manusia adalah yang mampu bermanfaat bagi sekitarnya?
Salam WARNA KARYA!!!
Leave a Reply