Hi semua!
Perkenalkan, aku Tira Kurnia Saputri. Sekarang sedang sibuk belajar menjadi istri sekaligus menjadi salah satu mahasiswa Master di National Chiao Tung University, Hsinchu, Taiwan. Memulai kembali rutinitas menjadi pelajar, pasca 3 tahun bekerja di bidang manufaktur sampai surveyor, itu ternyata tidak mudah. Saat memantapkan diri untuk menikah, pindah dari Indonesia ke Taiwan, mengemban amanah baru menjadi istri dan mahasiswa sedikit banyak memberikan pengaruh kepada tingkat stress dan kejenuhan yang cukup tinggi.
Akan tetapi, setelah setahun dijalani, sekarang mungkin aku sudah bisa sedikit demi sedikit mengurai stress dengan mencari hal-hal yang bisa mengalihkan pikiran, walaupun hanya sebentar dari kerjaan di kampus atau lab. Dulu saat masih kerja dan tinggal di Indonesia, pelarian paling ampuh itu 1) tidur; 2) nonton film/ke bioskop; dan 3) jalan-jalan sendiri ke pusat perbelanjaan. Sekarang? Ya nggak beda jauh sih, cuma karena terkendala bahasa mungkin pilihan kegiatan nomor 2 dan 3 sedikit demi sedikit mulai beralih ke kegiatan yang dulunya nggak pernah terbayang kalau ternyata aku bisa kerjakan.
Kegiatan itu adalah: memasak. Ya, memasak!
Kalau diingat-ingat zaman S1 sampai kerja, dulu boro-boro bisa masak, ke dapur pun bisa dihitung pakai jari. Balik dari kampus atau balik kerja semua sudah dihidangkan di atas meja makan sama mama, kalo bosan bisa banget jajan diluar. Nah, di Taiwan? Nggak ada yang bisa masakin, pun kalau mau jajan diluar paling mentok cuma bisa jajan yang berbau vegetarian aja (soalnya makanan halal agak lebih mahal, hehe). Awal-awal sempat kok coba-coba jajan dan makan siang menu vegetarian di kampus, tapi rasanya cukup susah masuk ke lidah. Menurutku rasanya nggak match aja gitu. Bahkan, saat makan makanan vegetarian malah yang kebayang di otak adalah nasi hangat, telur mata sapi, plus kecap yang jauh lebih enak dibanding apa yang ada di depan mata. Hehehe…
Sejak saat itu, mau nggak mau memasak harus menjadi jalan ninjaku. Yah, yang simple-simple aja deh sebagai awalan, yang penting masih edible buat Mas Ozha. Kalau nggak salah ingat, menu pertama yang kumasak itu adalah tumis kangkung plus telur dadar buat bekal makan siang Mas Ozha. Nah, mulai saat itu, aku coba kulik-kulik resep yang mudah tapi enak buat dibawa jadi bekal setiap harinya. Pernah gagal nggak? Sering, haha. Tapi Alhamdulillah Mas Ozha siap menampung apapun rasa dan bentuk masakanku, jadi nggak pernah ada cerita makanan terbuang karena nggak kemakan.
Meski sampai sekarang aku belum terlalu jago, tapi nggak ada salahnya kan kalau aku share pengalaman resep-resep yang berhasil? Tujuan awal aku membuat tulisan lewat kategori Ceritatira dan tagar MasakAlaTira ini adalah pure untuk sharing sedikit tentang resep-resep simple yang pernah aku buat dan lolos uji enak menurut aku, hehe, dan mungkin kedepannya aku juga akan sharing sedikit tentang beberapa tips untuk food preparation agar bisa fokus saat berbelanja. Dan agar semua bahan yang kita beli, bisa semaksimal mungkin dimanfaatkan dengan baik tanpa harus membuang makanan.
Selamat membaca…
Tira Kurnia Saputri
Leave a Reply